Sepasang Kaki


“SEPASANG KAKI”

Tidak ada pertemuan yang kebetulan… 
Walau terkadang tak mesti harus terus-terusan berpapasan.
Layaknya sepasang kaki yang kadang berada diposisi yang berbeda. 
Yang kadang tak mampu saling akrab menyapa.
Yang kadang lebih banyak berseberangan dengan alasan keadaan.
Tapi keberadaan akan kebersamaan mereka adalah takdir yang ikhwal

Aku, kamu sahabat sampai surga.
Mereka berganti mencipta jejak dengan saling percaya. Si kiri percaya ketika kanan berada didepan maka ia akan aman dibelakangan sana.
Sama dengan si kanan yg selalu percaya bahwa ketika ia berada dibelakang si kiri tidak lain dan tidak bukan adalah untuk melindungi dirinya… 
Mereka saling percaya walau dalam kekikukan dan jarak yang entah kapan akan mendekatkan.. 

Tapi bukankah sebuah perjalanan tidak ada tercipta jika kedua kaki itu tak pernah paham tentang arti sebuah jarak 
Bukankah sebuah perjalanan yang berkisah tentang sejarah panjang tidak akan terjadi jika kedua kaki itu selalu memaksakan diri untuk menawar harga dari sebuah kedekatan.. 
Maka mereka memilih untuk percaya bahwa jarak tidak melulu tentang luka menganga, tapi lebih pada sebuah konsekuensi agar mereka mampu untuk berlari, menapaki rentetan-rentetan episode yang pasti akan berganti 

Maka mereka memilih menyimpan percaya dalam do’a…
Do’a yang akan selalu memelihara berjuta kata.
Kata yang mengerti betul, tentang seperti apa pemaknaan rasa yang sebenarnya..
Lihatlah walaupun kaki itu berjarak dalam menyusun sebuah langkah, berpisah saat berganti merapikan giliran untuk berada didepan ataukah dibelakang.. 
Tapi bukankah hakikatnya mereka selalu bersama? 
Tidak lekang, tak padam karena mereka memang telah dinisbi oleh takdir melalui kata bernama “sepasang” 

Semoga dapat dipahami. Aamiin


Leave a Reply