Pesan dari Nusron Wahid


Sosok Nusron Wahid

Saya tengah menonton acara televisi di kanal tertentu, dan sewaktu ada iklan, saya pun mengubah ke kanal lain. Dan tertiba berhenti sejenak tertegun ketika itu ada sosok Nusron Wahid menuturkan beberapa kalimat yang sangat jelas dan beretika. Pesan yang penuh makna dengan nilai Iman dan Islam yang tinggi. Namun, ditegaskan di blog yang saya tulis ini terlepas dengan hal politik atau apa pun, saya hanya senang dan kagum ketika beliau menguraikan kejelasan mengenai istilah dan pelaksanaan tabayyun sebenarnya dan hal lainnya.

Yang menjadi hal menarik untuk saya pribadi yakni pada saat beliau menuturkan ilmu tentang ‘Tauhid’, beliau memaparkan bahwasanya ‘siapa saja yang belajar ilmu tauhid tanpa guru maka gurunya adalah setan’. Begitu kata-kata beliau yang sampai saat ini pun saya masih terngiang-ngiang dengan konten dari ucapan pesan beliau. Hal ini sudah banyak dibuktikan dengan banyaknya kekeliruan menafsirkan ilmu-ilmu agama, terutama masih minimnya mengenai ilmu tauhid. Kita sering menjumpai kalimat-kalimat yang dimaksudkan untuk menyampaikan kebaikan namun keliru besar pada saat memberitahukan dan sebenarnya kalimat-kalimat tersebut perlu untuk ditafsirkan dan dikomunikasikan dengan baik kepada guru agama, diantaranya:

  1. Bayangkan di waktu sholat, ketika kita sujud maka Allah akan membelai kita,
  2. Bayangkan ketika kita rukuk, Allah berdiri di depan kita,
  3. Kita serahkan semuanya kepada yang di atas,
  4. Dan lainnya

Yang perlu dan wajib kepada umat Islam ketahui dan yakini adalah bahwasanya sifat-sifat Allah adalah berbeda dengan makhluk-Nya. Ketika diucapkan kalimat ‘kita serahkan semuanya kepada yang di atas’ maka itu juga keliru jika langsung diterima oleh akal tanpa menafsirkan dan mengkomunikasikan kepada guru agama, maka akan diartikan bahwa Allah juga menempati ruang dan waktu, dimana manusia bisa mengetahui posisinya. Berada pada posisi di atas, bawah, kanan, dan lainnya itu hanya pada makhluk-Nya. Apalagi dibayangkan menyerupai manusia yang mengelus atau mengusap kepala di kala rukun sholat yakni sujud. Ini sungguh jelas keliru besar meski niatnya adalah untuk kebaikan. Hal ini sebenarnya menurut saya sangatlah mengerikan jika dibiarkan terus-menerus. Alangkah baiknya pesan tersebut kita ubah menjadi, ‘kita serahkan semuanya kepada Allah Yang Maha Kuasa’, begitu juga ketika dilaksanakan sholat kita diminta untuk menghayati setiap rukun-rukunnya dan merasakan kehadiran Allah Shubhanahu Wa Ta’ala.

Semoga kita senantiasa tetap dalam keselamatan dan lindungan Allah swt.

Wa Allah a’lam bissawaf.


Leave a Reply