Banjir lagi ya di Bandung? Wajar kah? Mengapa bisa terjadi banjir?


Banjir lagi ya di Bandung? Wajar kah? Mengapa bisa terjadi banjir?

Sudah.. sudah… jangan mempermajaskan masalah. Kalau memang bisa diatasi ya kita seharusnya atasi. Cara yang paling sederhana adalah kita berupaya untuk mencegah banjir, yakni dengan cara sederhana antara lain: membuang sampah dengan baik dan benar. Buang sampah pada tempatnya. Dan tempatnya itu bukan di sungai, kali, parit, selokan namun pada bak sampah yang sudah disediakan. Kalau tidak ada bak sampah bagaimana? Kita menyimpannya dulu sementara sampai ditemukan bak sampah.

Adapun cara lain yakni dengan membakar sampah juga dinilai tidak begitu tepat. Dengan cara kita membakarnya, berarti menimbulkan  masalah keseriusan baru yakni asap. Boleh saja dibakar sampah-sampah tersebut, namun mungkin dengan izin dari instansi lembaga terkait. Dan jaraknya dari warga cukup jauh.

Sampah-sampah tersebut ketika terus-menerus dibuang di sungai maka akan menjadi penghalan atau penghambat arus aliran air. Sehingga arus air menjadi tersendat dan mengakibatkan adanya genangan yang secara sedikit demi sedikit dapat menumpuk dan membesar. Di waktu kita berpikir hanya satu lembar kertas yang dibuang, namun jika itu dilakukan oleh sekian penduduk yang sama, yang satu pemikiran dengan orang yang mengatakan hanya sekian sampah yang dibuang maka justru hal inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.

Kelestarian lingkungan itu adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pada lembaga negara. Kebersihan lingkungan pun juga menjadi tanggung jawab kita semua. Bukan hanya di salah satu daerah, tapi di semua tempat kita harus dengan penuh kesadaraan bersosialisasi yang baik untuk ikut serta melestarikan lingkungan.

Memang bencana atau musibah banjir bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, oleh karena itu kita perlu meningkatkan kesadaran kita bahwa kebersihan dan kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab kita semua. Mari kita jaga kelestarian lingkungan sehingga tiap generasi dapat merasakan keindahan yang terbentuk darinya. Jangan lupakan semangat gotong-royong dan tepa selira yang seringkali diajarkan di waktu sekolah dasar atau menengah pertama, justru kita wujudkan saling peduli sekarang.


Leave a Reply