Apa memang benar-benar ada mafia Gas Elpiji di Indonesia?


Apa memang benar-benar ada mafia Gas Elpiji di Indonesia?

Hallo semuanya, kita lanjut dengan topik baru ya di blog saya.

Ini membahas mengenai distribusi gas elpiji yang menjadi salah satu konsumsi masyrakat untuk keperluan memasak. Beragam jenis gas yang digunakan tersebut didasarkan pada berat massa yang ditampung atau bentuk senyawanya. Namun, pada kesempatan kali ini saya akan membahas gas elpiji dengan ciri khas tabungnya berwarna hijau dan dengan berat massa tiga kilogram. Yang menjadi perhatian khusus terhadap saya pribadi yakni, pendistribusian gas elpiji di daerah saya yakni, di Terusan Buah Batu, Bojongsoang – Bandung, Jawa Barat. Mengapa serasa sangat sulit untuk mendapatkan atau membeli gas dengan jenis tersebut? Sementara pabrik pembuatan gas tersebut berada di sekitar wilayah dengan jangkauan kurang dari satu kilometer dapat membuat orang-orang masyarakat di sekitarnya sangat kesulitan ketika membutuhkannya. Dari sisi jalan saya menyaksikan orang-orang dengan tergesa-gesanya mencari tempat atau toko yang menjual gas elpiji kesana atau pun kemana saja. Ada yang mengendarai sepedanya dan tangan kirinya memegangi gas kosong. Ada juga yang mengendarai sepeda motor dan memboncengi anak atau adik kecil yang tengah memegang gas elpiji. Hal ini tidaklah terjadi satu atau dua hari, namun sampai saat ini pun masih terjadi.

Apakah memang ada pihak-pihak yang bisa disebut ‘mafia gas’ menyembunyikan gas atau mengatur distribusi gas hanya pada daerah-daerah tertentu. Apa memang sudah tidak ada lagi pabrik yang bisa memproduksi tabungnya, atau gasnya, atau pun keduanya tersebut. Apakah hal ini sudah tersampaikan ke kelembagaan di pemerintahan terkait hal ini. Apakah sudah ada langkah-langkah dalam bentuk penyuluhan mengenai distribusi gas elpiji ini. Apakah ada undang-undang yang mengatur distribusi gas sehingga diberlakukan kebijakan-kebijakan yang mungkin hanya memfokuskan pada satu arah yakni dari sisi intern di lembaga terkait. Seperti apa bentuk pengawasan dan pengevaluasiannya. Atau mungkin, hanya berargumen bahwa sumber daya alam untuk membuat gas elpiji yang kian berkurang dan belum ditemukan solusi alternatif sebagai penggantinya.

Moga sekilas tulisan ini bisa menjadi masukan untuk memperbaiki kuantitas distribusi gas elpiji yang berkualitas di berikutnya.


Leave a Reply